Bima Dewanto
Jakarta, December 12 1996
Tolong
didengarkan baik-baik yang sudah lahir dari Rahim ibu Kartini. Kamu ini
pemberian dari tuhan yang diturunkan ke bumi untuk membantu yang kesulitan.
Bantu apa yang bisa kamu kerjakan, jika itu sudah mencapai batas kemampuanmu
maka tinggalkan berlatih lah.
“Tapi saya cuma bisa Photoshop. Illustrator
aja saya gagap.”
Bukan
itu yang saya bicarakan. Ini tentang keikhlasan, bukan kekuatan. Saya tahu kamu
cengeng. Makanya tuhan menghidupkan
kamu dengan kemampuan yang bisa menutupi kecengengan
kamu itu.
Coba
saya liat, katanya kamu mahasiswa sastra di universitas mana itu?
“UNJ.”
Iya
itu maksud saya. Bisa kamu buatkan puisi untuk saya?
“Puisi kan bukan orderan. Cukup desain aja
yang di order. Puisi kan diciptain tergantung suasana.”
Sudah
pintar jawab kamu, ya? Alasan saja. Apa saja yang penting bisa membuktikan
kalau kamu mahasiswa sastra. Coba mungkin kamu bisa beradegan?
“Adegan? Tunggu saja pementasan yang
poster-nya ada nama saya sebagai actor. Ngomong-ngomong poster, saya bosan juga
mencantumkan nama saya hanya sebagai desain grafis selama bertahun-tahun. Saya
kan juga ingin kembali berperan setelah meninggalkan drama waktu SD dulu.”
Loh?
Kenapa baru bilang sekarang? Berarti memang dari kecil kamu sudah ada darah
sastra. Kenapa tidak dilanjutkan lagi adegan-adegan mu itu? Sayang bakat. Walaupun
kekosongan kamu sudah diisi dengan desain yang kamu buat itu, tapi setidaknya
kamu harus kasih tau bahwa kamu bisa yang lain.
“Itu masalah lama. Saya kan sempat menjadi
anak-anak di sinetron. Yang dikekang orangtuanya itu loh. Saya malah disuruh
ikut beladiri. Imbasnya, saya hanya bertahan dua bulan.”
Ya
sudah, sekarang kan sudah bebas. Kamu mau bernyanyi untuk saya? Katanya kamu
ini… apa itu yang kemarin kamu bilang?
“Musisi software”
“Sudahlah, sudah terlalu banyak kunci dari
obrolan ini tentang diri saya. Saya harus menyisahkan kolom untuk bakat-bakat
selanjutnya yang mungkin akan saya pelajari”
Ah
kamu ini, bisa saja menghindar. Memang bakat apa lagi yang sedang kamu pelajari
terakhir ini?
“Spesial!”
Apa?
“Menggambar lingkaran dengan sempurna.”
G-Mail : Bima Dewanto
Instagram : @tuhkanbima
Soundcloud : Bima Dewanto
0 komentar:
Posting Komentar