Minggu, 26 Maret 2017

Penggunaan Bahasa Asing yang Lebih Dominan



Saat ini,masyarakat sering kali berbicara dengan lancar namun lupa bahwa yang mereka katakan tidak sepenuhnya menggunakan satu bahasa terutama bahasa Indonesia. Bahasa Inggris sering kali menjadi alternatif lain untuk mengungkapkan sesuatu yang sulit mereka katakan dalam bahasa Indonesia. Banyak orang mengganti satu kata atau lebih dalam satu kalimat yang mereka ucapkan untuk berkomunikasi dengan orang di sekitarnya.
Ambil saja contoh dari suatu percakapan yang paling umum kita dengar. Penggunaan kata ‘which’ untuk menggantikan kata hubung dalam bahasa Indonesia.
“Soalnya asep rokok kan bahaya which is kalo masuk paru-paru, kita akan….”
            Belum lagi beberapa kata ganti benda yang sering kali kita dengar/baca dalam suatu percakapan. Para pekerja kantoran merupakan tokoh yang sering kita dengar sering mengganti kata-kata itu kedalam bahasa asing. Mereka mengganti kata kantor menjadi office dimana makna kantor mereka anggap sama seperti kantor kelurahan, kantor kecamatan, dan lainnya. Sementara makna office mereka anggap merujuk kepada sebuah menara yang setiap lantainya terdapat perusahaan tempat para karyawan itu bekerja. Kata rapat menjadi meeting. Dimana makna rapat mereka anggap sama dengan diskusi sesama pengurus Karang Taruna. Sementara meeting maknanya merupakan rapat sesungguhnya di kantor.
            Bagaimana dengan kalangan remaja yang kini menjadi tokoh yang sering menggunakan media? Sebagian besar dari mereka juga sering mengganti kata bahkan satu kalimat sekaligus dalam percakapan sehari-hari.
            “Hape gue ke-lock” satu contoh kalimat yang terdapat bahasa asing di dalamnya.
            “Gue kan jadi feel guilty banget” satu contoh kalimat yang terdapat dua bahasa asing sekaligus.
            Sekarang, mari kita lihat satu kalimat yang sering diucapkan remaja untuk berkomunikasi yang seutuhnya merupakan bahasa asing.
            I love you; Oh my god!; Really?
            Sangat banyak contoh lain penggunaan bahasa asing di masyarakat. Dari kasus ini, kita seharusnya sadar bahwa bahasa Indonesia kini tidak sepenuhnya bahasa Indonesia.
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.