Rabu, 08 Februari 2017

Imajinasi Sosiologis: "Makna Lain Pria yang Merawat Diri"



Do what you love, and love what you do


Apa yang diketahui masyarakat tentang seorang pria adalah seorang makhluk hidup yang kesehariannya hanya disibukkan dengan ambisinya saja. Biasanya pria cenderung cuek akan segala hal yang menyangkut dirinya, terutama fisik. Mereka lebih sering memperhatikan hobi dan ambisi mereka. Untuk fisik, biasanya mereka cenderung mengikuti apa yang teman-temannya gunakan atau apa yang sedang hits pada masanya. Mereka tidak begitu peduli apakah yang dikenakannya cocok atau malah membuatnya terlihat amburadul, yang penting mereka tidak telalu jadul dan bisa-bisa menjadi bahan olok-olok oleh teman-temannya.
      Pada topik ini, saya akan menjelaskan tipe pria yang bisa dibilang bertolak belakang dari apa yang telah saya paparkan diatas. Pria yang merawat diri, pria yang peduli dengan dirinya baik jiwa maupun raga, pria yang setia pada konsistensi hidupnya untuk menuju sesuatu yang mungkin tidak seharusnya pria menuju itu. Topik yang akan dibahas berdasarkan pengamatan dan beberapa cerita akan saya ambil dari pengalaman hidup saya.



I.       Tentang Parfum Rambut
Berawal dari kejadian yang sering sekali saya alami ditempat yang sama, motor. Tidak jarang saya iseng pergi bersama teman perempuan saya entah itu dengan atau tanpa tujuan jelas, yang penting kami bisa keluar dari rumah untuk sekedar cuci mata. Tidak jarang juga malah teman perempuan saya yang mengendarai motor dan saya yang menjadi penumpangnya tapi hanya untuk jarang yang dekat seperti dari rumah ke warung mie ayam atau sekitarnya. Jelas, untuk jarang yang sebegitu dekat (untuk kendaraan bermotor) kami tidak pernah menggunakan helm atau topi atau apalah yang bisa mengamankan kepala kami. Akibatnya apa? Disini masalahnya mulai.

Tanpa helm, rambut teman perempuan yang memboncengi saya sering berterbangan menampar wajah saya. Rambut yang terawat, dan… wangi.

Saya sering perfikir untuk apa pria memiliki rambut sewangi perempuan jika di motor rambutnya tidak akan berkibar kemana-mana. Apalagi rambut saya yang keriting. Tapi saya merasa nyaman berada dibelakangnya dengan kibasan rambutnya yang wangi walaupun bukan berada di motor. Wanginya bisa tercium walau hanya berada didekatnya tanpa rambut yang berkibas. Hanya sekedar mengobrol asik didekatnya saja, saya langsung tahu bahwa wangi yang keluar adalah wangi parfum rambut. Saya bisa membedakan mana wangi parfum rambut, parfum baju, dan parfum badan karena mereka memiliki karakter wangi yang khas dan saling beda. Ditambah dengan satu kejadian dimana teman-teman perempuan saya mengeluarkan sebotol parum rambut Makarizo berwarna oranye dengan tutup biru yang merupakan karakter dari setiap wangi yang diproduksinya. Sesekali saya memengang dan mencobanya mencium wanginya serta menyemprotkannya di sekitaran rambut saya. Voila!!!

Dari sinilah saya memutuskan untuk mampir ke salah satu supermarket didekat rumah saya. Niat awal hanya untuk membeli satu deodorant dan sabun badan. Tapi, kebetulan saat itu adalah awal bulan dan saya masih dalam kondisi sebagai karyawan di salah satu kantor internasional di Jakarta, saya gunakan sedikit ‘uang yang bukan budget bulanan’ untuk membeli si Makarizo tadi dengan warna tutup botol yang sama. Dan hasilnya keterusan sampai sekarang. Saya suka menggunakannya untuk keperluan “biar rambut gue wangi”.

Dimana salahnya? Pertama, produk ini adalah produk yang dikhususkan untuk perempuan. Jadi masyarakat menilai lelaki tidak perlu membeli ini. Bahkan beberapa orang sering melihat risih ketika saya mengambil botol itu dari rak di minimarket. Saya kan hanya mengambil sebuah botol parfum rambut, bukan mengambil sebungkus besar pembalut. Bukan berarti produk ini dibuat untuk perempuan sehingga lelaki tabu untuk menggunakannya. Saya hanya melihat manfaat dari produk ini dan tidak memandang untuk siapa produk tersebut dijual, begitupun dengan produk lain. Tujuan saya hanya satu, wangi.

Bedakan dengan kisah lain dimana saya berkendara motor dengan teman laki-laki. Tidak ada wangi parfum apapun dari badannya dalam konteks beli mie ayam deket rumah. Kecuali dalam hal pergi ngapel, atau hadir dalam sebuah acara yang tersusun. Mereka berlomba-lomba menyemprotkan parfum yang mereka anggap hanya sekedar wangi ,tapi kebanyakan dari mereka salah menempatkan si parfum itu sendiri. Bayangkan saja, masa iya pergi ke pesta ulang tahun dengan tubuh yang dibalut parfum yang biasanya digunakan untuk sholat Jum’at?
Kembali dalam cerita, teman lelaki saya tidak menimbulkan wangi apapun dari rambutnya kecuali bau matahari, dan saya tidak suka. Lebih baik tidak berbau daripada mengeluarkan bau yang tidak enak. Disini letak perbedaan antara laki-laki dan perempuan saat bersama saya di motor.

Saya tidak ingin dibilang bau oleh teman-teman yang berada didekat saya dan; saya juga ingin memiliki bau yang khas dari setiap bagian tubuh saya.

Tentang parfum rambut untuk semua kalangan pria. Saya menyarankan untuk tidak malu menggunakan apa yang boleh anda gunakan. Jika memang benda itu membuat anda terlihat baik dan membuat orang nyaman berada didekat anda, kenapa tidak?


II.    Cap ‘Lekong’
Tidak jarang orang membebani dengan judging bahwa merawat diri identik dengan perempuan, dan lelaki yang merawat diri termasuk gay dalam kacamata mereka baik lelaki itu terlihat normal maupun kemayu. Saya sering mendengar kalimat-kalimat yang menurut saya tidak pantas diucapkan oleh teman-teman saya kepada orang yang tidak mereka kenal baik dalam kehidupan nyata maupun dunia maya (biasanya di Path). Contoh kejadiannya ketika salah satu teman perempuan saya melihat update-an Path lelaki yang merupakan teman kampusnya sedang share location yang menunjukan ia sedang berada di Johnny Andrean, salon umum yang dikenal mahal dalam konteks anak sekolahan. Tapi konteksnya akan berubah menjadi branded dalam konteks masyarakat.

“Potong rambut aje dimari, emang kaga ada tukang cukur apa? Kaya maho dah.”

Begitu kalimat pertama yang keluar dari mulut teman saya. Kenapa dengan laki-laki yang memilih potong rambut di mall? Salah? Bagaimana jika ia memikirkan kualitas, bukan sekedar update-an Path? Setau kami juga salary-nya lumayan jika hanya digunakan untuk sekedar potong rambut di Johnny Andrean saja. Bahkan saya juga tidak heran jika ia melakukan hal mahal lainnya seperti creambath, shaving, atau apalah itu.

Kejadian yang sama ketika saya bela-bela pergi ke sebuah mall hanya untuk mengejar 70% diskon untuk produk Minimal, sebuah store pakaian yang terkenal di beberapa mall. Pergi jauh-jauh hanya untuk membeli celana jeans dari harga lima ratus ribu menjadi seratus lima puluh ribu. Bagi masyarakat kebanyakan, biasanya pria membeli pakaian ketika dibutuhkan saja (lebaran misalnya). Sedangkan diskon hanya dikejar oleh wanita dan jika pria menginginkannya, ia hanya sekedar titip oleh teman wanitanya karena malas desak-desakan dengan pengunjung toko lainnya.

Bagaimana dengan yang saya lakukan? Saya akui, saya adalah masyarakat kelas menengah dengan gaji sekelas siswa baru lulus. Membeli celana branded dengan harga segitu murah merupakan rejeki yang tidak boleh saya tolak. Bagi kebanyakan orang memang aneh jika hal ini dilakukan oleh laki-laki, tapi bagi seluruh lelaki pecinta diskon, ini adalah hal wajar.

Intinya adalah, masyarakat tidak bisa melihat lelaki yang hafal brand ternama. Biasanya mereka hanya melihat laki-laki menggunakan pakaian seadanya. Sekalinya ber-merk biasanya hanya sepatu, Nike, Adidas, dan lainnya. Masyarakat juga melihat lelaki yang melirik brand sama kedudukannya dengan laki-laki matrealistis. Sebab, jiwa konsumtif lelaki yang melihat brand membuat lelaki terkesan centil.

“Nanti kalah deh keperluan cewek lu sama lakinya sendiri.”

Quotes yang sering keluar dari beberapa orang tentang lelaki yang mendambakan merk. Artinya, mereka mengecap lelaki yang bersifat seperti ini cenderung lekong alias kemayu. Masyarakat telah diracuni dengan tayangan televisi yang memperlihatkan bahwa segala yang mewah adalah milik perempuan. Segala yang terawat adalah milik perempuan. Sementara lelaki hanya perlu kebutuhan ‘seadanya’. Jika lelaki memiliki yang ‘mewah dan terawat’, maka lelaki tersebut seperti perempuan.

Sebagai masyarakat, pintar-pintar lah melihat setiap karakter orang dengan up to date. Jangan mau terbawa tayangan, kabar, dan berita lain yang membuat kebodohan yang semakin bodoh dianggap pintar dan benar.

“Bangga lah punya temen laki yang bisa lihat merk. Kalo ngadoin gak nanggung-nanggung abisnya.”


III.          Stres itu Asik Obatnya
Bagi kebanyakan pria, melampiaskan emosi dengan membanting barang-barang disekitarnya cukup membantu menyembuhkan penyakitnya. Tapi hasilnya? Merugikan orang banyak bahkan kita sendiri. Kalau yang dibanting hanya benda murah sih gapapa. Kalau handphone, latop, dan benda-benda bernilai lainnya kan justru malah membuat kita kepikiran dan kembali menimbun masalah lagi. Belum lagi yang dilempar bukan barang kita melainkan barang orang lain, bahkan barang kantor yang harus diganti segera (pahit-pahitnya potong gaji). Intinya, cara melampiaskan emosi seperti itu sangat, sangat, sangat, sangat, sangaaatttt merugikan. Dan, malah sebagian besar lelaki melakukannya.

Ada satu cara menghilangkan stres dimana jika wanita melakukannya, maka resikonya akan sama dengan contoh diatas, yaitu menimbulkan masalah baru lagi. Apa caranya? MAKAN. Padahal, makan adalah cara yang tepat untuk wanita menghilangkan stres. Tapi dengan makan, wanita akan meresahkan masalah berat badannya. Itu masalah baru yang akan ditimbulkan.

Saya senang dan bangga memiliki kebiasaan menghilangkan stres ala wanita namun tidak beresiko sepertinya. Biasanya saat stres, saya akan jalan berkeliling di suatu daerah yang memiliki banyak warung makan (Rawabelong misalnya) untuk sekedar mencari  cemilan yang bisa awet saya kunyah dan perlahan-lahan meredakan pikiran kacau saya. Banyak artikel yang mengatakan bahwa dengan berjalan kaki, fikiran kusut kita akan meregang dan relax kembali. Ditambah makan makanan yang kita suka. Maka dari itu, berjalan kaki sambil melihat kedai-kedai makanan serta mencicipi makanan yang kita mau membantu saya meredakan stress yang melanda tanpa memikirkan “berapa berat badan gue abis makan ini?”

Daripada harus membanting barang yang tidak memiliki salah akan kita dan merugikan orang banyak, lebih baik memanjakan diri sendiri sebagai obat untuk menghilangkan si stres yang berputar di kepala.  

Sekali lagi saya tegaskan bahwa jalan kaki dan makan adalah obat stress yang asik yang dapat dilakukan pria tanpa merasakan resiko apapun (kecuali sedang dalam program diet).


IV.             It’s Grooming Time!
Kebanyakan dari pria merawat tubuhnya hanya dengan mandi, dan syukur-syukur jika mereka teliti, cuci muka setiap malam sudah mereka anggap bersih. Tapi, dengan perawatan mingguan bahkan bulanan itu perlu bahkan untuk pria sekalipun. Kenapa tidak? Kuman dan kotoran kan tidak pernah tidak ada dalam tubuh kita.

Yang akan saya bicarakan adalah tentang masker, shaving, dan lain sebagainya. Yang penting bisa membuat tubuh kita segar dan bersih.

Kebanyakan dari pria hanya mengandalkan face wash saja untuk digunakan setiap hari. Tapi bagaimana dengan pria yang memerlukan perawatan lebih terlebih untuk yang kulitnya sedang dalam masa anytime puberty (jerawat dimana-mana). Mereka lebih suka percaya kepada iklan perawatan wajah yang menawarkan berbagai macam kekuatannya. Akibatnya, banyak produk yang mereka coba namun tidak cocok untuk kulitnya. Dan timbul kembali anak hingga cucu si jerawat tadi. Padahal, perawatan natural lebih aman dan mudah untuk didapatkan, walaupun agak ribet untuk dibuat. Misalnya dengan putih telur, alpukat, jeruk nipis, dan bahan-bahan alami lainnya yang merupakan produk anti pengawet serta aman digunakan. Orang cenderung memilih ke-PRAKTIS-an daripada ke-AMAN-an.

Coba saja sekali-kali masker wajah anda dengan putih telur yang sudah dikocok hingga berbuih. Lihat saja sendiri hasilnya. Ya, walaupun tidak instan wajah anda akan kelihatan kinclong. Tapi, I swear it profitable.

Selanjutnya, memilih jenis sabun. Baik sabun mandi ataupun sabun muka. Kembali lagi pada sifat praktis seluruh pria, mereka cenderung lebih suka mempercayai iklan di televise yang menawarkan berbagai macam kekuatan produknya. Padahal, hanya dengan mampir ke minimarket dan membaca sebentar khasiat masing-masing produk pada label belakang, kita dapat mengerti. Awalnya saya memang agak ragu mengocek harga yang lumayan lebih tinggi daripada produk yang saya beli sebelumnya. Tapi, perlahan saya coba memastikan diri saya bahwa produk baru yang akan saya beli insyallah akan lebih lugas hasilnya.

Jangan, sungkan-sungkan bertanya kepada teman perempuan soal produk yang mereka gunakan untuk kebersihan dimana perusahaan tidak mengeluarkan produknya untuk lelaki. Misalnya lulur.

Kenapa harus malu untuk luluran. Hanya dengan anggapan bahwa lulur digunakan untuk perempuan? Sekali lagi saya tegaskan, kebersihan diri akan berpengaruh pada kebersihan jiwa. Dengan luluran, badan akan terasa segar. Biasanya khasiat ini diikuti dengan kondisi fikiran yang akan terbawa fresh.

So What?
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pria yang memiliki kecintaan berlebih terhadap dirinya malah dipandang sebagai pria dengan kelainan yang berbeda dari pria pada umumnya. Masyarakat cenderung memuji pada awalnya namun dilengkapi kata ‘tapi’ pada akhir opini yang mereka sampaikan.
Sebenarnya tergantung dari pria itu sendiri, bagaimana cara dia menangani pandangan orang yang bertindak seperti ini. Istilah tidak kenal maka tak sayang sebenarnya cukup berlaku, karena ketika mereka hanya melihat kita sebagai penglihatan sekejap, maka berbagai macam cibiran akan datang. Bedakan dengan teman/sahabat/saudara yang memang sudah tau siapa kita.

Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.