![]() |
Do what you love, and love what you do |
Apa
yang diketahui masyarakat tentang seorang pria adalah seorang makhluk hidup yang kesehariannya hanya disibukkan
dengan ambisinya saja. Biasanya pria cenderung cuek akan segala hal yang
menyangkut dirinya, terutama fisik. Mereka lebih sering memperhatikan hobi dan
ambisi mereka. Untuk fisik, biasanya mereka cenderung mengikuti apa yang
teman-temannya gunakan atau apa yang sedang hits
pada masanya. Mereka tidak begitu peduli apakah yang dikenakannya cocok
atau malah membuatnya terlihat amburadul,
yang penting mereka tidak telalu jadul dan bisa-bisa menjadi bahan olok-olok
oleh teman-temannya.
Pada topik ini, saya akan menjelaskan tipe
pria yang bisa dibilang bertolak belakang dari apa yang telah saya paparkan
diatas. Pria yang merawat diri, pria yang peduli dengan dirinya baik jiwa
maupun raga, pria yang setia pada konsistensi hidupnya untuk menuju sesuatu
yang mungkin tidak seharusnya pria menuju itu. Topik yang akan dibahas
berdasarkan pengamatan dan beberapa cerita akan saya ambil dari pengalaman
hidup saya.
I.
Tentang Parfum Rambut

Tanpa helm, rambut teman perempuan yang memboncengi
saya sering berterbangan menampar wajah saya. Rambut yang terawat, dan… wangi.
Saya sering perfikir untuk apa pria memiliki rambut
sewangi perempuan jika di motor rambutnya tidak akan berkibar kemana-mana. Apalagi
rambut saya yang keriting. Tapi saya merasa nyaman berada dibelakangnya dengan
kibasan rambutnya yang wangi walaupun bukan berada di motor. Wanginya bisa
tercium walau hanya berada didekatnya tanpa rambut yang berkibas. Hanya sekedar
mengobrol asik didekatnya saja, saya langsung tahu bahwa wangi yang keluar
adalah wangi parfum rambut. Saya bisa membedakan mana wangi parfum rambut,
parfum baju, dan parfum badan karena mereka memiliki karakter wangi yang khas
dan saling beda. Ditambah dengan satu kejadian dimana teman-teman perempuan
saya mengeluarkan sebotol parum rambut Makarizo berwarna oranye dengan tutup
biru yang merupakan karakter dari setiap wangi yang diproduksinya. Sesekali
saya memengang dan mencobanya mencium wanginya serta menyemprotkannya di
sekitaran rambut saya. Voila!!!
Dari sinilah saya memutuskan untuk mampir ke salah
satu supermarket didekat rumah saya. Niat awal hanya untuk membeli satu
deodorant dan sabun badan. Tapi, kebetulan saat itu adalah awal bulan dan saya
masih dalam kondisi sebagai karyawan di salah satu kantor internasional di
Jakarta, saya gunakan sedikit ‘uang yang bukan budget bulanan’ untuk membeli si
Makarizo tadi dengan warna tutup botol yang sama. Dan hasilnya keterusan sampai
sekarang. Saya suka menggunakannya untuk keperluan “biar rambut gue wangi”.
Dimana salahnya? Pertama, produk ini adalah produk
yang dikhususkan untuk perempuan. Jadi masyarakat menilai lelaki tidak perlu
membeli ini. Bahkan beberapa orang sering melihat risih ketika saya mengambil
botol itu dari rak di minimarket. Saya kan hanya mengambil sebuah botol parfum
rambut, bukan mengambil sebungkus besar pembalut. Bukan berarti produk ini
dibuat untuk perempuan sehingga lelaki tabu untuk menggunakannya. Saya hanya
melihat manfaat dari produk ini dan tidak memandang untuk siapa produk tersebut dijual, begitupun dengan produk lain. Tujuan
saya hanya satu, wangi.
Bedakan dengan kisah lain dimana saya berkendara
motor dengan teman laki-laki. Tidak ada wangi parfum apapun dari badannya dalam
konteks beli mie ayam deket rumah.
Kecuali dalam hal pergi ngapel, atau hadir dalam sebuah acara yang tersusun. Mereka
berlomba-lomba menyemprotkan parfum yang mereka anggap hanya sekedar wangi ,tapi
kebanyakan dari mereka salah menempatkan si parfum itu sendiri. Bayangkan saja,
masa iya pergi ke pesta ulang tahun dengan tubuh yang dibalut parfum yang
biasanya digunakan untuk sholat Jum’at?
Kembali dalam cerita, teman lelaki saya tidak
menimbulkan wangi apapun dari rambutnya kecuali bau matahari, dan saya tidak
suka. Lebih baik tidak berbau daripada mengeluarkan bau yang tidak enak. Disini
letak perbedaan antara laki-laki dan perempuan saat bersama saya di motor.
Saya tidak ingin dibilang bau oleh teman-teman yang
berada didekat saya dan; saya juga ingin memiliki bau yang khas dari setiap
bagian tubuh saya.
Tentang parfum rambut untuk semua kalangan pria.
Saya menyarankan untuk tidak malu menggunakan apa yang boleh anda gunakan. Jika
memang benda itu membuat anda terlihat baik dan membuat orang nyaman berada
didekat anda, kenapa tidak?
II.
Cap ‘Lekong’
Tidak jarang orang membebani dengan judging bahwa merawat diri identik
dengan perempuan, dan lelaki yang merawat diri termasuk gay dalam kacamata mereka baik lelaki itu terlihat normal maupun
kemayu. Saya sering mendengar kalimat-kalimat yang menurut saya tidak pantas
diucapkan oleh teman-teman saya kepada orang yang tidak mereka kenal baik dalam
kehidupan nyata maupun dunia maya (biasanya di Path). Contoh kejadiannya ketika
salah satu teman perempuan saya melihat update-an
Path lelaki yang merupakan teman kampusnya sedang share location yang menunjukan ia sedang berada di Johnny Andrean,
salon umum yang dikenal mahal dalam konteks anak sekolahan. Tapi konteksnya
akan berubah menjadi branded dalam
konteks masyarakat.
“Potong rambut
aje dimari, emang kaga ada tukang cukur apa? Kaya maho dah.”
Begitu kalimat pertama yang keluar dari mulut teman
saya. Kenapa dengan laki-laki yang
memilih potong rambut di mall? Salah? Bagaimana jika ia memikirkan kualitas,
bukan sekedar update-an Path? Setau
kami juga salary-nya lumayan jika
hanya digunakan untuk sekedar potong rambut di Johnny Andrean saja. Bahkan saya
juga tidak heran jika ia melakukan hal mahal lainnya seperti creambath, shaving, atau apalah itu.
Kejadian yang sama ketika saya bela-bela pergi ke
sebuah mall hanya untuk mengejar 70% diskon untuk produk Minimal, sebuah store pakaian yang terkenal di beberapa
mall. Pergi jauh-jauh hanya untuk membeli celana jeans dari harga lima ratus
ribu menjadi seratus lima puluh ribu. Bagi masyarakat kebanyakan, biasanya pria
membeli pakaian ketika dibutuhkan saja (lebaran misalnya). Sedangkan diskon
hanya dikejar oleh wanita dan jika pria menginginkannya, ia hanya sekedar titip
oleh teman wanitanya karena malas desak-desakan dengan pengunjung toko lainnya.
Bagaimana dengan yang saya lakukan? Saya akui, saya
adalah masyarakat kelas menengah dengan gaji sekelas siswa baru lulus. Membeli
celana branded dengan harga segitu
murah merupakan rejeki yang tidak boleh saya tolak. Bagi kebanyakan orang
memang aneh jika hal ini dilakukan oleh laki-laki, tapi bagi seluruh lelaki
pecinta diskon, ini adalah hal wajar.
Intinya adalah, masyarakat tidak bisa melihat lelaki
yang hafal brand ternama. Biasanya
mereka hanya melihat laki-laki menggunakan pakaian seadanya. Sekalinya ber-merk
biasanya hanya sepatu, Nike, Adidas, dan lainnya. Masyarakat juga melihat
lelaki yang melirik brand sama
kedudukannya dengan laki-laki matrealistis. Sebab, jiwa konsumtif lelaki yang
melihat brand membuat lelaki terkesan
centil.
“Nanti kalah deh
keperluan cewek lu sama lakinya sendiri.”
Quotes yang sering keluar dari beberapa orang
tentang lelaki yang mendambakan merk. Artinya, mereka mengecap lelaki yang
bersifat seperti ini cenderung lekong
alias kemayu. Masyarakat telah diracuni dengan tayangan televisi yang
memperlihatkan bahwa segala yang mewah adalah milik perempuan. Segala yang
terawat adalah milik perempuan. Sementara lelaki hanya perlu kebutuhan
‘seadanya’. Jika lelaki memiliki yang ‘mewah dan terawat’, maka lelaki tersebut
seperti perempuan.
Sebagai masyarakat, pintar-pintar lah melihat setiap
karakter orang dengan up to date. Jangan mau terbawa
tayangan, kabar, dan berita lain yang membuat kebodohan yang semakin bodoh
dianggap pintar dan benar.
“Bangga lah
punya temen laki yang bisa lihat merk. Kalo ngadoin gak nanggung-nanggung
abisnya.”
III.
Stres itu Asik Obatnya
Bagi kebanyakan pria, melampiaskan emosi dengan
membanting barang-barang disekitarnya cukup membantu menyembuhkan penyakitnya. Tapi
hasilnya? Merugikan orang banyak bahkan kita sendiri. Kalau yang dibanting
hanya benda murah sih gapapa. Kalau handphone, latop, dan benda-benda
bernilai lainnya kan justru malah
membuat kita kepikiran dan kembali menimbun masalah lagi. Belum lagi yang
dilempar bukan barang kita melainkan barang orang lain, bahkan barang kantor
yang harus diganti segera (pahit-pahitnya
potong gaji). Intinya, cara melampiaskan emosi seperti itu sangat, sangat,
sangat, sangat, sangaaatttt
merugikan. Dan, malah sebagian besar lelaki melakukannya.
Ada satu cara menghilangkan stres dimana jika wanita
melakukannya, maka resikonya akan sama dengan contoh diatas, yaitu menimbulkan
masalah baru lagi. Apa caranya? MAKAN. Padahal, makan adalah cara yang tepat
untuk wanita menghilangkan stres. Tapi dengan makan, wanita akan meresahkan
masalah berat badannya. Itu masalah baru yang akan ditimbulkan.
Saya senang dan bangga memiliki kebiasaan
menghilangkan stres ala wanita namun tidak beresiko sepertinya. Biasanya saat
stres, saya akan jalan berkeliling di suatu daerah yang memiliki banyak warung
makan (Rawabelong misalnya) untuk sekedar mencari cemilan yang bisa awet saya kunyah dan
perlahan-lahan meredakan pikiran kacau saya. Banyak artikel yang mengatakan
bahwa dengan berjalan kaki, fikiran kusut kita akan meregang dan relax kembali. Ditambah makan makanan
yang kita suka. Maka dari itu, berjalan kaki sambil melihat kedai-kedai makanan
serta mencicipi makanan yang kita mau membantu saya meredakan stress yang
melanda tanpa memikirkan “berapa berat
badan gue abis makan ini?”
Daripada harus membanting barang yang tidak memiliki
salah akan kita dan merugikan orang banyak, lebih baik memanjakan diri sendiri
sebagai obat untuk menghilangkan si stres yang berputar di kepala.
Sekali lagi saya tegaskan bahwa jalan kaki dan makan
adalah obat stress yang asik yang dapat dilakukan pria tanpa merasakan resiko
apapun (kecuali sedang dalam program diet).
IV.
It’s Grooming
Time!
Kebanyakan dari pria merawat tubuhnya hanya dengan
mandi, dan syukur-syukur jika mereka teliti, cuci muka setiap malam sudah
mereka anggap bersih. Tapi, dengan perawatan mingguan bahkan bulanan itu perlu
bahkan untuk pria sekalipun. Kenapa tidak? Kuman dan kotoran kan tidak pernah tidak ada dalam tubuh
kita.
Yang akan saya bicarakan adalah tentang masker, shaving, dan lain sebagainya. Yang
penting bisa membuat tubuh kita segar dan bersih.
Kebanyakan dari pria hanya mengandalkan face wash saja untuk digunakan setiap
hari. Tapi bagaimana dengan pria yang memerlukan perawatan lebih terlebih untuk
yang kulitnya sedang dalam masa anytime
puberty (jerawat dimana-mana). Mereka lebih suka percaya kepada iklan
perawatan wajah yang menawarkan berbagai macam kekuatannya. Akibatnya, banyak
produk yang mereka coba namun tidak cocok untuk kulitnya. Dan timbul kembali
anak hingga cucu si jerawat tadi. Padahal, perawatan natural lebih aman dan
mudah untuk didapatkan, walaupun agak ribet untuk dibuat. Misalnya dengan putih
telur, alpukat, jeruk nipis, dan bahan-bahan alami lainnya yang merupakan
produk anti pengawet serta aman digunakan. Orang cenderung memilih
ke-PRAKTIS-an daripada ke-AMAN-an.
Coba saja sekali-kali masker wajah anda dengan putih
telur yang sudah dikocok hingga berbuih. Lihat saja sendiri hasilnya. Ya,
walaupun tidak instan wajah anda akan kelihatan kinclong. Tapi, I swear it profitable.
Selanjutnya, memilih jenis sabun. Baik sabun mandi
ataupun sabun muka. Kembali lagi pada sifat praktis seluruh pria, mereka
cenderung lebih suka mempercayai iklan di televise yang menawarkan berbagai
macam kekuatan produknya. Padahal, hanya dengan mampir ke minimarket dan
membaca sebentar khasiat masing-masing produk pada label belakang, kita dapat
mengerti. Awalnya saya memang agak ragu mengocek harga yang lumayan lebih
tinggi daripada produk yang saya beli sebelumnya. Tapi, perlahan saya coba
memastikan diri saya bahwa produk baru yang akan saya beli insyallah akan lebih lugas hasilnya.
Jangan, sungkan-sungkan bertanya kepada teman
perempuan soal produk yang mereka gunakan untuk kebersihan dimana perusahaan
tidak mengeluarkan produknya untuk lelaki. Misalnya lulur.
Kenapa harus malu untuk luluran. Hanya dengan
anggapan bahwa lulur digunakan untuk perempuan? Sekali lagi saya tegaskan,
kebersihan diri akan berpengaruh pada kebersihan jiwa. Dengan luluran, badan
akan terasa segar. Biasanya khasiat ini diikuti dengan kondisi fikiran yang akan
terbawa fresh.
So What?
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pria yang memiliki
kecintaan berlebih terhadap dirinya malah dipandang sebagai pria dengan
kelainan yang berbeda dari pria pada umumnya. Masyarakat cenderung memuji pada
awalnya namun dilengkapi kata ‘tapi’ pada akhir opini yang mereka sampaikan.
Sebenarnya tergantung dari pria itu sendiri, bagaimana
cara dia menangani pandangan orang yang bertindak seperti ini. Istilah tidak
kenal maka tak sayang sebenarnya cukup berlaku, karena ketika mereka hanya
melihat kita sebagai penglihatan sekejap, maka berbagai macam cibiran akan
datang. Bedakan dengan teman/sahabat/saudara yang memang sudah tau siapa kita.
0 komentar:
Posting Komentar