Karya: Adimas Immanuel
Waktu kota ini seperti memadat
dan dibangun dari batu-bata,
ketika kau lahir dan seketika tahir
oleh nyala api di pangkal lidahmu.
Sejumlah sabda hilang arah, seperti
domba yang berpisah dari kawanan,
meski hari ini tak ada yang disematkan
pada baju zirah, tak ada yang diselamatkan
oleh darah maupun lecutan amarah.
Apa cinta juga mengenal mula-mula
jika aku berjanji datang sebagai sunyi
yang mengharumkan tubuh peziarah?
Apa kerikil dihaluskan, duri dipatahkan,
hati dipulihkan, jika kau kupugar lagi?
2015
Tonton musikalisasi puisinya di sini
0 komentar:
Posting Komentar